Selasa, 20 November 2018
Foto Kegiatan Jalan Santai di Sekitar Lingkungan Sekolah
Foto Kegiatan Jalan Santai di Sekitar Lingkungan Sekolah |
Foto Kegiatan Jalan Santai di Sekitar Lingkungan Sekolah |
Foto Kegiatan Jalan Santai di Sekitar Lingkungan Sekolah |
Foto Kegiatan Jalan Santai di Sekitar Lingkungan Sekolah |
Foto Kegiatan Jalan Santai di Sekitar Lingkungan Sekolah |
Foto Kegiatan Jalan Santai di Sekitar Lingkungan Sekolah |
Foto Kegiatan Jalan Santai di Sekitar Lingkungan Sekolah |
Foto Kegiatan Jalan Santai di Sekitar Lingkungan Sekolah |
Foto Kegiatan Jalan Santai di Sekitar Lingkungan Sekolah |
Foto Kegiatan Jalan Santai di Sekitar Lingkungan Sekolah |
Foto Kegiatan Jalan Santai di Sekitar Lingkungan Sekolah |
Foto Kegiatan Jalan Santai di Sekitar Lingkungan Sekolah |
Foto Kegiatan Jalan Santai di Sekitar Lingkungan Sekolah |
Foto Kegiatan Jalan Santai di Sekitar Lingkungan Sekolah |
Menjenguk Teman yang Sakit Akibat Bermain Mercon
Foto Kegiatan Imunisasi di Sekolah
Foto Kegiatan Imunisasi di Sekolah |
Foto Kegiatan Imunisasi di Sekolah |
Foto Kegiatan Imunisasi di Sekolah |
Foto Kegiatan Imunisasi di Sekolah |
Foto Kegiatan Imunisasi di Sekolah |
Foto Kegiatan Imunisasi di Sekolah |
Foto Kegiatan Imunisasi di Sekolah |
Foto Kegiatan Imunisasi di Sekolah |
Foto Kegiatan Imunisasi di Sekolah |
Foto Kegiatan Imunisasi di Sekolah |
Foto Kegiatan Imunisasi di Sekolah |
Foto Kegiatan Imunisasi di Sekolah |
kerja, sekolah
Rabu, 03 Januari 2018
Target pencapaian Gerakan Literasi Sekolah
Program literasi sekolah diharapkan akan menciptakan ekosistem sekolah yang literat. Ekosistem yang literat adalah lingkungan sekolah yang:
a) menyenangkan dan ramah anak, sehingga menumbuhkan semangat warganya dalam belajar;
b) semua warganya menunjukkan empati, peduli, dan menghargai sesama;
c) menumbuhkan semangat ingin tahu dan cinta pengetahuan;
d) memampukan warganya untuk cakap berkomunikasi dan dapat berkontribusi kepada lingkungan sosialnya; dan
e) mengakomodasi partisipasi seluruh warga dan lingkungan eksternal sekolah.
Ekosistem sekolah yang diharapkan di setiap jenjang adalah sebagai berikut.
SD
Ekosistem SD yang literat adalah kondisi yang menanamkan dasar-dasar sikap dan perilaku empati sosial dan cinta kepada pengetahuan.
SMP
Ekosistem SMP yang literat adalah kondisi yang memungkinkan pengembangan sikap kritis, kreatif, perilaku empati sosial, dan cinta kepada pengetahuan.
SMA
Ekosistem SMA yang literat adalah kondisi yang memungkinkan pengembangan sikap kritis, kreatif, inovatif, berjiwa wirausaha, perilaku empati sosial, dan cinta kepada pengetahuan.
SMK
Ekosistem SMK yang literat adalah kondisi yang memungkinkan pengembangan sikap kritis, kreatif, inovatif, berjiwa wirausaha, perilaku empati sosial, cinta kepada pengetahuan, dan siap kerja.
SLB
Ekosistem SLB yang literat adalah kondisi yang memungkinkan pengembangan sikap dan perilaku yang baik, berempati sosial, terampil, dan mandiri.
Kemampuan literasi ditumbuhkan secara berkesinambungan pada satuan pendidikan SD, SMP, dan SMA, SMK, dan SLB. Perkembangan teknologi dan media menuntut kemampuan literasi peserta didik yang terintegrasi, dengan fokus kepada aspek kreativitas, kemampuan komunikasi, kemampuan berpikir kritis, dan satu hal yang penting adalah kemampuan untuk menggunakan media secara aman (media safety) seperti yang dipaparkan pada Tabel di bawah ini:
a) menyenangkan dan ramah anak, sehingga menumbuhkan semangat warganya dalam belajar;
b) semua warganya menunjukkan empati, peduli, dan menghargai sesama;
c) menumbuhkan semangat ingin tahu dan cinta pengetahuan;
d) memampukan warganya untuk cakap berkomunikasi dan dapat berkontribusi kepada lingkungan sosialnya; dan
e) mengakomodasi partisipasi seluruh warga dan lingkungan eksternal sekolah.
Ekosistem sekolah yang diharapkan di setiap jenjang adalah sebagai berikut.
SD
Ekosistem SD yang literat adalah kondisi yang menanamkan dasar-dasar sikap dan perilaku empati sosial dan cinta kepada pengetahuan.
SMP
Ekosistem SMP yang literat adalah kondisi yang memungkinkan pengembangan sikap kritis, kreatif, perilaku empati sosial, dan cinta kepada pengetahuan.
SMA
Ekosistem SMA yang literat adalah kondisi yang memungkinkan pengembangan sikap kritis, kreatif, inovatif, berjiwa wirausaha, perilaku empati sosial, dan cinta kepada pengetahuan.
SMK
Ekosistem SMK yang literat adalah kondisi yang memungkinkan pengembangan sikap kritis, kreatif, inovatif, berjiwa wirausaha, perilaku empati sosial, cinta kepada pengetahuan, dan siap kerja.
SLB
Ekosistem SLB yang literat adalah kondisi yang memungkinkan pengembangan sikap dan perilaku yang baik, berempati sosial, terampil, dan mandiri.
Kemampuan literasi ditumbuhkan secara berkesinambungan pada satuan pendidikan SD, SMP, dan SMA, SMK, dan SLB. Perkembangan teknologi dan media menuntut kemampuan literasi peserta didik yang terintegrasi, dengan fokus kepada aspek kreativitas, kemampuan komunikasi, kemampuan berpikir kritis, dan satu hal yang penting adalah kemampuan untuk menggunakan media secara aman (media safety) seperti yang dipaparkan pada Tabel di bawah ini:
Selasa, 02 Januari 2018
Elemen dalam Memilih Bahan Bacaan yang Baik
Elemen dalam Memilih Bahan Bacaan yang Baik
1 Tingkat kemampuan membaca
2 Konten bacaan yang sesuai dengan tahap perkembangan psikologis
Contoh Buku
1) Pembaca Awal: (usia dini (0-3 tahun) – Batita
* Informasi sangat sederhana; materi mencakup lingkungan seputar lingkungan terdekat anak.
* Cerita mengandung semangat optimisme bersifat inspiratif.
* Cerita mengandung pesan moral yang disampaikan dengan tidak menggurui.
* Ilustrasi sangat sederhana.
* Gambar berkaitan langsung dengan objek tulisan.
2) Pembaca Awal Usia dini (>3-6 tahun) – Pra-SD
* Peserta didik dapat dilibatkan untuk memilih buku.
* Cerita mengandung informasi sangat sederhana.
* Cerita mengandung nilai optimisme dan bersifat inspiratif.
* Buku mengandung pesan moral yang disampaikan dengan tanpa menggurui.
* Ilustrasi memiliki alur yang sederhana dan mudah dipahami (tenaga pendidik dapat melakukan picture walk, yaitu menerangkan alur ilustrasi tanpa bantuan teks).
3) Pembaca Pemula : Pemula Usia dasar (>6-9 tahun) – SD/MI/SLB kelas rendah
* Peserta didik dapat dilibatkan dalam pemilihan buku.
* Buku mengandung informasi yang sederhana.
* Cerita mengandung nilai optimisme, bersifat inspiratif, dan mengembangkan imajinasi.
* Buku mengandung pesan moral yang disampaikan tanpa menggurui.
* Ilustrasi memiliki alur yang mudah dipahami, dan dapat bersifat imajinatif.
* Teks tidak perlu mengulangi apa yang sudah digambarkan oleh ilustrasi.
4) Pembaca Pemula : Usia dasar (>9-12 tahun) – SD/MI/SLB kelas tinggi
* Buku dipilih oleh peserta didik secara mandiri.
* Buku mengandung informasi yang sederhana.
* Cerita mengandung nilai optimisme, bersifat inspiratif, dan mengembangkan imajinasi.
* Buku mengandung pesan moral yang disampaikan tanpa menggurui.
* Ilustrasi memiliki alur yang baik dan dapat bersifat imajinatif.
* Ilustrasi berfungsi untuk melengkapi alur cerita.
5) Pembaca Madya : Remaja (>12-15 tahun) – SMP/MTs
* Buku memiliki teks yang padat namun mudah dicerna.
* Cerita mengandung informasi yang kaya, mengandung nilai optimisme, bersifat inspiratif, dan mengandung nilai moral yang disampaikan dengan tanpa menggurui.
* Buku mengandung nilai-nilai yang relevan dan sesuai dengan tahap psikologis remaja muda.
* Ilustrasi berfungsi sebagai pelengkap buku.
* Ilustrasi dapat bergaya sangat imajinatif, surealis, dan bersifat simbolis.
6) Pembaca Tingkat lanjut ( advance): Dewasa muda (>15- 18 tahun) – SMA/SMK/MA
* Buku memiliki teks yang padat namun mudah dicerna.
* Cerita mengandung informasi yang kaya, mengandung nilai optimisme, bersifat inspiratif, dan mengandung nilai moral yang disampaikan dengan tanpa menggurui.
* Buku dapat mengeksplorasi daya nalar kritis pembaca remaja.
* Buku mengandung nilai-nilai yang relevan dan sesuai dengan tahap psikologis remaja.
* Buku tidak selalu membutuhkan ilustrasi.
Daftar pertanyaan untuk memilih bahan bacaan yang baik
Daftar Pertanyaan untuk Memilih Bahan Bacaan
Pertanyaan
Cek
Penampilan, Material, dan Kualitas Cetak
1. Apakah buku terbuat dari material dengan kualitas yang baik?
2. Apakah buku terjilid dengan baik dan tidak mudah robek?
3. Apakah ukuran huruf sesuai dengan usia dan kemampuan membaca anak?
4. Apakah desain dan tata letak sesuai dengan usia dan tingkat pemahaman pembaca target?
Bahasa
1. Apakah bahasa yang digunakan adalah bahasa baku yang mudah dipahami?
2. Apakah bacaan ditulis dengan estetika yang baik (dengan elemen figuratif sesuai usia seperti rima, dll.), sehingga mengembangkan kecerdasan berbahasa pembaca target?
3. Apakah kosakata tidak mengandung istilah yang terlalu spesifik dan rumit (tanpa petunjuk gambar) atau vulgar dan melecehkan suatu kelompok tertentu?
4. Apakah kosakata yang sulit diperkenalkan melalui penjelasan dalam konteks kalimat atau bantuan ilustrasi yang mendukung?
Buku Berilustrasi
1. Apakah ilustrasi dibuat dengan baik dan menarik minat anak?
2. Apakah ilustrasi dibuat dengan menghindari stereotip atau pelecehan terhadap kelompok tertentu?
Buku Fiksi
1. Apakah cerita ditulis secara menarik dan sesuai dengan tingkat pemahaman pembaca target?
2. Apakah cerita tidak mengandung stereotip atau pelecehan secara eksplisit atau implisit terhadap kelompok tertentu?
3. Apakah cerita tidak mengandung materi yang tidak layak dari segi moral dan budaya?
Buku Non-fiksi Pengayaan dan Buku Teks Pelajaran
1. Apakah buku memiliki fitur yang membantu anak untuk memahami informasi? (gambar, foto, keterangan gambar/foto, glosari, diagram, tabel, glosari, dll.).
2. Apakah informasi yang disajikan akurat?
3. Apakah informasi yang disajikan sesuai dengan usia pembaca target?
4. Apakah informasi yang disajikan mewakili perspektif yang beragam?
5. Apakah informasi disajikan dalam bahasa dan istilah yang dapat dipahami oleh pembaca target?
6. Apakah informasi sesuai dengan nilai moral budaya dan tingkat pemahaman pembaca target?
1 Tingkat kemampuan membaca
2 Konten bacaan yang sesuai dengan tahap perkembangan psikologis
Contoh Buku
1) Pembaca Awal: (usia dini (0-3 tahun) – Batita
* Informasi sangat sederhana; materi mencakup lingkungan seputar lingkungan terdekat anak.
* Cerita mengandung semangat optimisme bersifat inspiratif.
* Cerita mengandung pesan moral yang disampaikan dengan tidak menggurui.
* Ilustrasi sangat sederhana.
* Gambar berkaitan langsung dengan objek tulisan.
2) Pembaca Awal Usia dini (>3-6 tahun) – Pra-SD
* Peserta didik dapat dilibatkan untuk memilih buku.
* Cerita mengandung informasi sangat sederhana.
* Cerita mengandung nilai optimisme dan bersifat inspiratif.
* Buku mengandung pesan moral yang disampaikan dengan tanpa menggurui.
* Ilustrasi memiliki alur yang sederhana dan mudah dipahami (tenaga pendidik dapat melakukan picture walk, yaitu menerangkan alur ilustrasi tanpa bantuan teks).
3) Pembaca Pemula : Pemula Usia dasar (>6-9 tahun) – SD/MI/SLB kelas rendah
* Peserta didik dapat dilibatkan dalam pemilihan buku.
* Buku mengandung informasi yang sederhana.
* Cerita mengandung nilai optimisme, bersifat inspiratif, dan mengembangkan imajinasi.
* Buku mengandung pesan moral yang disampaikan tanpa menggurui.
* Ilustrasi memiliki alur yang mudah dipahami, dan dapat bersifat imajinatif.
* Teks tidak perlu mengulangi apa yang sudah digambarkan oleh ilustrasi.
4) Pembaca Pemula : Usia dasar (>9-12 tahun) – SD/MI/SLB kelas tinggi
* Buku dipilih oleh peserta didik secara mandiri.
* Buku mengandung informasi yang sederhana.
* Cerita mengandung nilai optimisme, bersifat inspiratif, dan mengembangkan imajinasi.
* Buku mengandung pesan moral yang disampaikan tanpa menggurui.
* Ilustrasi memiliki alur yang baik dan dapat bersifat imajinatif.
* Ilustrasi berfungsi untuk melengkapi alur cerita.
5) Pembaca Madya : Remaja (>12-15 tahun) – SMP/MTs
* Buku memiliki teks yang padat namun mudah dicerna.
* Cerita mengandung informasi yang kaya, mengandung nilai optimisme, bersifat inspiratif, dan mengandung nilai moral yang disampaikan dengan tanpa menggurui.
* Buku mengandung nilai-nilai yang relevan dan sesuai dengan tahap psikologis remaja muda.
* Ilustrasi berfungsi sebagai pelengkap buku.
* Ilustrasi dapat bergaya sangat imajinatif, surealis, dan bersifat simbolis.
6) Pembaca Tingkat lanjut ( advance): Dewasa muda (>15- 18 tahun) – SMA/SMK/MA
* Buku memiliki teks yang padat namun mudah dicerna.
* Cerita mengandung informasi yang kaya, mengandung nilai optimisme, bersifat inspiratif, dan mengandung nilai moral yang disampaikan dengan tanpa menggurui.
* Buku dapat mengeksplorasi daya nalar kritis pembaca remaja.
* Buku mengandung nilai-nilai yang relevan dan sesuai dengan tahap psikologis remaja.
* Buku tidak selalu membutuhkan ilustrasi.
Daftar pertanyaan untuk memilih bahan bacaan yang baik
Daftar Pertanyaan untuk Memilih Bahan Bacaan
Pertanyaan
Cek
Penampilan, Material, dan Kualitas Cetak
1. Apakah buku terbuat dari material dengan kualitas yang baik?
2. Apakah buku terjilid dengan baik dan tidak mudah robek?
3. Apakah ukuran huruf sesuai dengan usia dan kemampuan membaca anak?
4. Apakah desain dan tata letak sesuai dengan usia dan tingkat pemahaman pembaca target?
Bahasa
1. Apakah bahasa yang digunakan adalah bahasa baku yang mudah dipahami?
2. Apakah bacaan ditulis dengan estetika yang baik (dengan elemen figuratif sesuai usia seperti rima, dll.), sehingga mengembangkan kecerdasan berbahasa pembaca target?
3. Apakah kosakata tidak mengandung istilah yang terlalu spesifik dan rumit (tanpa petunjuk gambar) atau vulgar dan melecehkan suatu kelompok tertentu?
4. Apakah kosakata yang sulit diperkenalkan melalui penjelasan dalam konteks kalimat atau bantuan ilustrasi yang mendukung?
Buku Berilustrasi
1. Apakah ilustrasi dibuat dengan baik dan menarik minat anak?
2. Apakah ilustrasi dibuat dengan menghindari stereotip atau pelecehan terhadap kelompok tertentu?
Buku Fiksi
1. Apakah cerita ditulis secara menarik dan sesuai dengan tingkat pemahaman pembaca target?
2. Apakah cerita tidak mengandung stereotip atau pelecehan secara eksplisit atau implisit terhadap kelompok tertentu?
3. Apakah cerita tidak mengandung materi yang tidak layak dari segi moral dan budaya?
Buku Non-fiksi Pengayaan dan Buku Teks Pelajaran
1. Apakah buku memiliki fitur yang membantu anak untuk memahami informasi? (gambar, foto, keterangan gambar/foto, glosari, diagram, tabel, glosari, dll.).
2. Apakah informasi yang disajikan akurat?
3. Apakah informasi yang disajikan sesuai dengan usia pembaca target?
4. Apakah informasi yang disajikan mewakili perspektif yang beragam?
5. Apakah informasi disajikan dalam bahasa dan istilah yang dapat dipahami oleh pembaca target?
6. Apakah informasi sesuai dengan nilai moral budaya dan tingkat pemahaman pembaca target?
Tahap pelaksanaan Gerakan Literasi Sekolah
- Pembiasaan:
Tujuan: menumbuhkan minat terhadap bacaan dan terhadap kegiatan membaca.
Fokus kegiatan pada tahap pembiasaan:
1) Membaca 15 menit sebelum pelajaran dimulai: membaca nyaring dan/atau membaca dalam hati (semuanya tanpa tagihan).
2) Pengembangan lingkungan fisik sekolah untuk menumbuhkan minat pada literasi
a) pengembangan perpustakaan sekolah, sudut buku kelas, dan area baca;
b) pengembangan sarana lain yang mendukung penumbuhan minat terhadap literasi;
c) pengembangan koleksi teks cetak dan/atau visual dan digital
d) pembuatan bahan kaya teks (print rich materials).
Program keberhasilan pembiasaan membaca ditentukan oleh:
(1) akses terhadap buku,
(2) daya tarik buku,
(3) lingkungan yang kondusif,
(4) dorongan untuk membaca,
(5) waktu tertentu untuk membaca,
(6) tidak ada tagihan tugas,
(7) kegiatan tindak lanjut,
(8) pelatihan guru dan tenaga kependidikan.
Jenis membaca pada tahap pembiasaan:
1) Membaca dalam hati: aturan, tujuan, langkah-langkah.
2) Membaca nyaring: aturan, tujuan, langkah-langkah.
Rangkaian kegiatan
* menentukan bacaan
* membaca buku sampai tuntas
* mendiskusikan buku yang telah dibaca
Membaca Dalam Hati
a. Aturan
1) Peserta didik membaca diam dengan memilih buku sesuai minat dan keinginannya.
2) Guru memberikan contoh dengan bersama-sama membaca dalam hati pada saat yang sama.
3) Peserta didik memilih satu buku, majalah, atau surat kabar selama waktu yang ditetapkan (15-30 menit).
4) Jam beker dipasang sebagai pengingat waktu mulai dan berakhirnya kegiatan membaca.
5) Tidak ada tugas atau catatan akademik yang perlu dilaporkan/diserahkan.
6) Seluruh komponen sekolah (peserta didik, guru, kepala sekolah, tenaga kependidikan, pustakawan) berpartisipasi.
b. Tujuan
Membaca dalam hati berkelanjutan bertujuan untuk membangun kebiasaan membaca, misalnya berkonsentrasi, meningkatkan kemampuan serta kelancaran membaca melalui kegiatan membaca untuk kesenangan.
c. Langkah-langkah Membaca dalam hati
Sebelum Membaca
1) Mintalah peserta didik untuk memilih buku yang ingin dibaca dari sudut baca kelas
2) Buku yang dipilih bebas, sesuai dengan minat dan kesenangan peserta didik
3) Memberikan penjelasan bahwa peserta didik akan membaca buku tersebut sampai selesai, dalam kurun waktu tertentu, bergantung ketebalan buku
4) Peserta didik boleh memilih buku lain bila isi buku dianggap kurang menarik
5) Peserta didik boleh memilih tempat yang disukainya untuk membaca
Saat Membaca
Peserta didik dan guru bersama-sama membaca buku masing-masing dengan tenang selama 15 menit
Setelah Membaca
(pilihan, dapat dilakukan seminggu sekali)
1) Guru dapat menggunakan 5-10 menit setelah membaca untuk bertanya kepada peserta didik tentang buku yang dibaca.
2) Sebagai alternatif, guru dapat menggunakan graphic organizer sebagai panduan untuk membuat ringkasan cerita atau menuliskan respon.
3) Selain itu, guru dapat mengajak peserta didik untuk berdiskusi lebih lanjut
Membaca Nyaring (Reading Aloud)
a. Tujuan
Membaca nyaring merupakan bagian penting dalam pembelajaran yang baik. Strategi ini efektif untuk menyampaikan ide-ide literasi yang baik kepada peserta didik (Trelease, 2013). Membaca nyaring dapat dilakukan dalam bentuk membacakan cerita atau sekadar menceritakan cerita kepada anak dengan tujuan membangkitkan minat baca peserta didik; meningkatkan pengetahuan pada anak-anak; memperkenalkan banyak kosakata baru kepada anak-anak; mendorong anak-anak untuk berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran; kapasitas memori atau daya ingat anak dapat ditingkatkan dengan cara meminta anak untuk mengingat cerita yang telah dibacakan atau sampai sejauh mana cerita telah disampaikan.
Membaca nyaring dilakukan untuk memulai pelajaran; mendukung pembelajaran membaca dan menulis; mendukung kurikulum mata pelajaran lain; membantu peserta didik mendiskusikan dan berpikir tentang teks; memperkenalkan sebuah novel yang baru; memperkenalkan tema baru; membuka wawasan baru; mengenalkan peserta didik dengan struktur teks dan genre buku.
Adapun materi yang digunakan untuk membaca nyaring antara lain novel, cerita pendek, puisi, buku bergambar, karya peserta didik, artikel majalah, artikel surat kabar, buku nonfiksi (teks informasional, biography, pidato, dokumen sejarah, dsb.)
b. Kaidah Membaca Nyaring
Langkah-langkah
1) Materi bacaan yang dipilih sesuai dengan atau sedikit di atas tingkat membaca mandiri. Dengan demikian materi menunjukkan potensi untuk meningkatkan kemampuan pemahaman membaca peserta didik.
2) Guru perlu membaca materi bacaan sebelumnya.
3) Guru perlu mengidentifikasi proses dan strategi yang akan digunakan dalam membaca nyaring.
4) Guru perlu mengantisipasi di bagian mana dalam bacaan “pengetahuan dasar” perlu dibangun. Guru dapat mengaktifkan pengetahuan latar belakang peserta didik tentang hal yang berhubungan dengan cerita yang akan dibaca melalui tanya jawab singkat tentang pengarang, menerka isi buku dengan memperhatikan cover dan judul buku, seting peristiwa, gambar, dll.
5) Pada tahap sebelum membaca, guru memilih buku/cerita yang bermanfaat dan menarik untuk dibacakan karena kandungan nilai moral, sastra, keindahan, relevansi dengan kondisi anak, dll. Dalam memilih bahan, guru dapat mempertimbangkan pilihan atau usul anak-anak. Guru mempersiapkan diri dengan membaca cerita/buku tersebut dengan nyaring terlebih dahulu dan menandai bagian-bagian yang perlu diberi penekanan dan ilustrasi, tempat jeda untuk bertanya, dll.
6) Pada tahap membaca, guru sebaiknya tidak membaca terlau cepat. Apabila memungkinkan gunakan suara yang berbeda untuk pelaku yang berbeda. Jeda diperlukan untuk membuat peserta didik yang sedang menyimak lebih terlibat. Mereka dapat ditanya komentarnya tentang peristiwa dalam bacaan, atau menerka apa yang akan terjadi berdasarkan informasi/bagian cerita yang sudah diketahui, dsb. Perhatian peserta didik juga dapat diarahkan pada keindahan/keunikan ekspresi yang digunakan pengarang. Selama proses membaca, perhatikan wajah peserta didik untuk melihat reaksi dan keterlibatan peserta didik.
7) Untuk kegiatan pembiasaan budaya membaca, peserta didik dapat diarahkan untuk membaca cerita menarik lain di hadapan teman sekelas ataupun diadakan kompetisi/lomba membaca cerita bagi peserta didik.
c Langkah-langkah Membaca Nyaring
Sebelum membaca
Tujuan
1) untuk berinteraksi dengan teks sebelum membaca;
2) untuk sarana mengenal teks yang akan dibaca;
3) untuk membangun makna;
4) untuk menggali informasi tersirat;
5) untuk menebak isi bacaan;
Rasional:
Semakin banyak pengetahuan peserta didik digali tentang teks yang akan dibaca, semakin dalam keterlibatan emosi dan pikiran meraka dengan teks.
1) Membuka percakapan tentang bahan bacaan yang akan dibaca.
2) Mengidentifikasi penulis, judul, latar, tokoh, dan latar belakang.
3) Menggali pengetahuan peserta didik yang terkait dengan tema buku yang akan dibaca.
Saat membaca
1) Membaca teks dengan pengucapan dan intonasi yang jelas.
2) Mengajukan pertanyaan di antara kalimat untuk menggugah respon peserta didik!
Setelah membaca
Materi pendukung:
- peta cerita
- graphic organizer
1) Meminta peserta didik untuk merespon teks yang baru saja dibaca.
2) Meminta peserta didik untuk menceritakan kembali hasil bacaan dengan menggunakan format urutan kejadian.
3) Meminta peserta didik meringkas cerita yang selesai dibaca.
4) Meminta peserta didik untuk berbagi kepada teman tentang pemahamannya terhadap cerita!
- Pengembangan:
1) Membaca terpandu dan membaca bersama buku pengayaan (non teks pelajaran)
2) Mengapa buku pengayaan sama pentingnya dengan buku teks pelajaran?
3) Bagaimana memilih buku pengayaan untuk kegiatan literasi? (elemen cerita, bahasa, visual)
4) Prinsip-prinsip kegiatan literasi menggunakan buku pengayaan
Contoh-contoh kegiatan
1) Berbincang/menganalisis elemen-elemen cerita
2) Membuat jurnal tanggapan terhadap cerita (kegiatan menulis dan menggambar)
3) Kegiatan seni peran dan kriya bebasis tanggapan terhadap cerita
Elemen apa saja yang perlu dipertimbangkan dalam memilih bahan bacaan yang baik?
- Tingkat kemampuan membaca peserta didik.
- Konten bacaan yang sesuai.
- Ilustrasi.
Tujuan: menumbuhkan minat terhadap bacaan dan terhadap kegiatan membaca.
Fokus kegiatan pada tahap pembiasaan:
1) Membaca 15 menit sebelum pelajaran dimulai: membaca nyaring dan/atau membaca dalam hati (semuanya tanpa tagihan).
2) Pengembangan lingkungan fisik sekolah untuk menumbuhkan minat pada literasi
a) pengembangan perpustakaan sekolah, sudut buku kelas, dan area baca;
b) pengembangan sarana lain yang mendukung penumbuhan minat terhadap literasi;
c) pengembangan koleksi teks cetak dan/atau visual dan digital
d) pembuatan bahan kaya teks (print rich materials).
Program keberhasilan pembiasaan membaca ditentukan oleh:
(1) akses terhadap buku,
(2) daya tarik buku,
(3) lingkungan yang kondusif,
(4) dorongan untuk membaca,
(5) waktu tertentu untuk membaca,
(6) tidak ada tagihan tugas,
(7) kegiatan tindak lanjut,
(8) pelatihan guru dan tenaga kependidikan.
Jenis membaca pada tahap pembiasaan:
1) Membaca dalam hati: aturan, tujuan, langkah-langkah.
2) Membaca nyaring: aturan, tujuan, langkah-langkah.
Rangkaian kegiatan
* menentukan bacaan
* membaca buku sampai tuntas
* mendiskusikan buku yang telah dibaca
Membaca Dalam Hati
a. Aturan
1) Peserta didik membaca diam dengan memilih buku sesuai minat dan keinginannya.
2) Guru memberikan contoh dengan bersama-sama membaca dalam hati pada saat yang sama.
3) Peserta didik memilih satu buku, majalah, atau surat kabar selama waktu yang ditetapkan (15-30 menit).
4) Jam beker dipasang sebagai pengingat waktu mulai dan berakhirnya kegiatan membaca.
5) Tidak ada tugas atau catatan akademik yang perlu dilaporkan/diserahkan.
6) Seluruh komponen sekolah (peserta didik, guru, kepala sekolah, tenaga kependidikan, pustakawan) berpartisipasi.
b. Tujuan
Membaca dalam hati berkelanjutan bertujuan untuk membangun kebiasaan membaca, misalnya berkonsentrasi, meningkatkan kemampuan serta kelancaran membaca melalui kegiatan membaca untuk kesenangan.
c. Langkah-langkah Membaca dalam hati
Sebelum Membaca
1) Mintalah peserta didik untuk memilih buku yang ingin dibaca dari sudut baca kelas
2) Buku yang dipilih bebas, sesuai dengan minat dan kesenangan peserta didik
3) Memberikan penjelasan bahwa peserta didik akan membaca buku tersebut sampai selesai, dalam kurun waktu tertentu, bergantung ketebalan buku
4) Peserta didik boleh memilih buku lain bila isi buku dianggap kurang menarik
5) Peserta didik boleh memilih tempat yang disukainya untuk membaca
Saat Membaca
Peserta didik dan guru bersama-sama membaca buku masing-masing dengan tenang selama 15 menit
Setelah Membaca
(pilihan, dapat dilakukan seminggu sekali)
1) Guru dapat menggunakan 5-10 menit setelah membaca untuk bertanya kepada peserta didik tentang buku yang dibaca.
2) Sebagai alternatif, guru dapat menggunakan graphic organizer sebagai panduan untuk membuat ringkasan cerita atau menuliskan respon.
3) Selain itu, guru dapat mengajak peserta didik untuk berdiskusi lebih lanjut
Membaca Nyaring (Reading Aloud)
a. Tujuan
Membaca nyaring merupakan bagian penting dalam pembelajaran yang baik. Strategi ini efektif untuk menyampaikan ide-ide literasi yang baik kepada peserta didik (Trelease, 2013). Membaca nyaring dapat dilakukan dalam bentuk membacakan cerita atau sekadar menceritakan cerita kepada anak dengan tujuan membangkitkan minat baca peserta didik; meningkatkan pengetahuan pada anak-anak; memperkenalkan banyak kosakata baru kepada anak-anak; mendorong anak-anak untuk berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran; kapasitas memori atau daya ingat anak dapat ditingkatkan dengan cara meminta anak untuk mengingat cerita yang telah dibacakan atau sampai sejauh mana cerita telah disampaikan.
Membaca nyaring dilakukan untuk memulai pelajaran; mendukung pembelajaran membaca dan menulis; mendukung kurikulum mata pelajaran lain; membantu peserta didik mendiskusikan dan berpikir tentang teks; memperkenalkan sebuah novel yang baru; memperkenalkan tema baru; membuka wawasan baru; mengenalkan peserta didik dengan struktur teks dan genre buku.
Adapun materi yang digunakan untuk membaca nyaring antara lain novel, cerita pendek, puisi, buku bergambar, karya peserta didik, artikel majalah, artikel surat kabar, buku nonfiksi (teks informasional, biography, pidato, dokumen sejarah, dsb.)
b. Kaidah Membaca Nyaring
Langkah-langkah
1) Materi bacaan yang dipilih sesuai dengan atau sedikit di atas tingkat membaca mandiri. Dengan demikian materi menunjukkan potensi untuk meningkatkan kemampuan pemahaman membaca peserta didik.
2) Guru perlu membaca materi bacaan sebelumnya.
3) Guru perlu mengidentifikasi proses dan strategi yang akan digunakan dalam membaca nyaring.
4) Guru perlu mengantisipasi di bagian mana dalam bacaan “pengetahuan dasar” perlu dibangun. Guru dapat mengaktifkan pengetahuan latar belakang peserta didik tentang hal yang berhubungan dengan cerita yang akan dibaca melalui tanya jawab singkat tentang pengarang, menerka isi buku dengan memperhatikan cover dan judul buku, seting peristiwa, gambar, dll.
5) Pada tahap sebelum membaca, guru memilih buku/cerita yang bermanfaat dan menarik untuk dibacakan karena kandungan nilai moral, sastra, keindahan, relevansi dengan kondisi anak, dll. Dalam memilih bahan, guru dapat mempertimbangkan pilihan atau usul anak-anak. Guru mempersiapkan diri dengan membaca cerita/buku tersebut dengan nyaring terlebih dahulu dan menandai bagian-bagian yang perlu diberi penekanan dan ilustrasi, tempat jeda untuk bertanya, dll.
6) Pada tahap membaca, guru sebaiknya tidak membaca terlau cepat. Apabila memungkinkan gunakan suara yang berbeda untuk pelaku yang berbeda. Jeda diperlukan untuk membuat peserta didik yang sedang menyimak lebih terlibat. Mereka dapat ditanya komentarnya tentang peristiwa dalam bacaan, atau menerka apa yang akan terjadi berdasarkan informasi/bagian cerita yang sudah diketahui, dsb. Perhatian peserta didik juga dapat diarahkan pada keindahan/keunikan ekspresi yang digunakan pengarang. Selama proses membaca, perhatikan wajah peserta didik untuk melihat reaksi dan keterlibatan peserta didik.
7) Untuk kegiatan pembiasaan budaya membaca, peserta didik dapat diarahkan untuk membaca cerita menarik lain di hadapan teman sekelas ataupun diadakan kompetisi/lomba membaca cerita bagi peserta didik.
c Langkah-langkah Membaca Nyaring
Sebelum membaca
Tujuan
1) untuk berinteraksi dengan teks sebelum membaca;
2) untuk sarana mengenal teks yang akan dibaca;
3) untuk membangun makna;
4) untuk menggali informasi tersirat;
5) untuk menebak isi bacaan;
Rasional:
Semakin banyak pengetahuan peserta didik digali tentang teks yang akan dibaca, semakin dalam keterlibatan emosi dan pikiran meraka dengan teks.
1) Membuka percakapan tentang bahan bacaan yang akan dibaca.
2) Mengidentifikasi penulis, judul, latar, tokoh, dan latar belakang.
3) Menggali pengetahuan peserta didik yang terkait dengan tema buku yang akan dibaca.
Saat membaca
1) Membaca teks dengan pengucapan dan intonasi yang jelas.
2) Mengajukan pertanyaan di antara kalimat untuk menggugah respon peserta didik!
Setelah membaca
Materi pendukung:
- peta cerita
- graphic organizer
1) Meminta peserta didik untuk merespon teks yang baru saja dibaca.
2) Meminta peserta didik untuk menceritakan kembali hasil bacaan dengan menggunakan format urutan kejadian.
3) Meminta peserta didik meringkas cerita yang selesai dibaca.
4) Meminta peserta didik untuk berbagi kepada teman tentang pemahamannya terhadap cerita!
- Pengembangan:
1) Membaca terpandu dan membaca bersama buku pengayaan (non teks pelajaran)
2) Mengapa buku pengayaan sama pentingnya dengan buku teks pelajaran?
3) Bagaimana memilih buku pengayaan untuk kegiatan literasi? (elemen cerita, bahasa, visual)
4) Prinsip-prinsip kegiatan literasi menggunakan buku pengayaan
Contoh-contoh kegiatan
1) Berbincang/menganalisis elemen-elemen cerita
2) Membuat jurnal tanggapan terhadap cerita (kegiatan menulis dan menggambar)
3) Kegiatan seni peran dan kriya bebasis tanggapan terhadap cerita
Elemen apa saja yang perlu dipertimbangkan dalam memilih bahan bacaan yang baik?
- Tingkat kemampuan membaca peserta didik.
- Konten bacaan yang sesuai.
- Ilustrasi.